Selasa, 21 Juni 2016

Tujuh Wisata Religi yang Harus Dikunjungi di Kota Madani



Tujuh Wisata Religi yang Harus Dikunjungi di Kota Madani


Jalan-jalan ke Aceh sungguh kurang lengkap tanpa berkunjung ke ragam tempat wisata yang terdapat di Kota Banda Aceh. Ibu kota provinsi yang berjuluk Kota Madani ini sedang giat-giatnya menggalakkan sektor wisata dengan menawarkan begitu banyak situs menarik. Sebagai kota yang berkomitmen menegakkan syariat Islam secara kaffah, Banda Aceh memiliki sejumlah wisata religi yang mengajak kita memahami betapa madani-nya daerah yang pernah dikenal dengan nama Kuta Radja ini.
Nah, pada cerita Jalan-Jalan kali ini, saya ingin menawarkan 7 wisata religi yang patut teman-teman masukkan dalam daftar destinasi prioritas kunjungan selama berada di Kota Madani. Apa saja? Ini dia!
1. Mesjid Raya Baiturrahman
Mesjid yang terletak di jantung kota Banda Aceh ini tentu tak asing lagi di kalangan penikmat jalan-jalan. Lokasinya tepat di tengah kota dengan menara yang menjulang megah saat kita nikmati dari sisi Jembatan Pante Pirak, Simpang Lima.
Mesjid Raya yang kadang disingkat dengan sebutan manis ‘Mesra Baiturrahman’ ini memiliki 7 kubah. Sebagian literatur mencatat bahwa mesjid ini dibangun pada tahun 1612 M, di masa kesultanan Iskandar Muda. Pernah dibakar oleh tentara Belanda pada tahun 1873 M, dan dibangun kembali di lokasi yang sama setelah enam tahun kemudian (1879 M). Wah, sudah sangat tua!
Mesjid ini kaya akan nilai sejarah. Di salah satu bagian pekarangan mesjid, tepatnya di bawah pohon Ketapang, teman-teman akan menemukan sebuah prasasti yang mengabadikan riwayat kematian jenderal Belanda, J.H.R. Kohler bersama 400 pasukannya.
Berkunjung ke Mesjid Raya Baiturrahman tidak hanya memberikan kedamaian bagi teman-teman muslim yang ingin beribadah, tetapi juga menyajikan keindahan arsitektur yang menyegarkan mata. Dibangun dengan arsitektur bercorak eklektik yang rancangannya dilakukan oleh seorang kapten zeni angkatan darat Belanda, de Bruijin. Tak salah jika mesjid ini termasuk salah satu mesjid terindah di Asia Tenggara.
Untuk teman-teman non muslim yang ingin berkunjung, mesjid kebanggaan masyarakat Aceh ini sangat terbuka dan boleh dikunjungi asalkan berpakaian sopan menutup aurat. Ini sebagai wujud penghormatan terhadap tempat ibadah. Waktu yang menyenangkan untuk mengunjungi mesjid ini adalah di sore hari. Kita dapat menyaksikan anak-anak Taman Pengajian al-Quran (TPQ Plus Baiturrahman) mempelajari al-Quran di dalam mesjid. Momen yang sangat membahagiakan sekaligus menentramkan.

2. Mesjid Baitul Musyahadah

Yang menjadi daya tarik mesjid yang satu ini apalagi kalau bukan arsitekturnya. Mesjid Baitul Musyahadah memiliki kubah yang khas dan ‘Aceh Banget!’. Bentuk kubahnya berupa replika topi khas Aceh yang disebut Kupiah Meukutop. Tak heran jika mesjid ini juga dikenal dengan sapaan akrab ‘Mesjid Meukeutop’.
Bagi masyarakat Aceh, bentuk Kupiah Meukeutop memiliki nilai adat dan filosofi yang sangat tinggi. Warna-warni kupiah melambangkan unsur kerajaan, agama Islam, dan nilai kepahlawanan. Demikian juga tiap tingkatan teratak tangga pada kupiah, menyimbolkan hukum Islam, adat istiadat, reusam, dan qanun. Kupiah Meukutop di Mesjid Baitul Musyahadah bukan hanya terdapat di kubah utamanya saja, tetapi juga di puncak 3 pintu gerbang mesjid dan di bagian dalam mesjid, tepatnya di dekat mimbar.
Nuansa ‘Aceh Banget!’ di mesjid ini tidak terbatas pada adanya Kupiah Meukeutop semata tetapi juga terdapat ornamen pintu aceh yang tersebar di pintu besi sekeliling mesjid dan di dinding depan mesjid.
Menurut keterangan Imam Besar yang saya jumpai, mesjid ini dibangun secara swadaya pada tahun 1989 M. Mulanya bernama mesjid Al Ikhlas. Perencanaan pembangunan dan ide rancangan arsitekturnya dilakukan oleh Prof. Ali Hasjmy, salah seorang cendekiawan terkemuka di Aceh.
Tahun 1993 M, mesjid ini diubah namanya menjadi Mesjid Baitul Musyahadah dan diresmikan langsung oleh Gubernur Aceh, Syamsuddin Mahmud, didampingi KH. Zainuddin MZ. Mesjid berbentuk segi 5 menyimbolkan 5 rukun Islam yang senantiasa harus ditegakkan. Kupiah Meukutop dipilih karena ingin mengabadikan semangat juang pahlawan Aceh, Teuku Umar.
Lantas, dimanakah letak mesjid yang ‘Aceh Banget!’ ini? Mesjid Baitul Musyahadah terletak di Jln. Teuku Umar, Setui. Tepatnya di seberang Suzuya Mall, Banda Aceh.
3. Mesjid Baiturrahim
Menceritakan mesjid ini kerap memancing hela napas panjang. Saat tsunami menyapu Banda Aceh jelang penghujung Desember 2004 silam, mesjid ini merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa dan tegak berdiri di kawasan Ulee Lheue. Mesjid Baiturrahim menjadi saksi kedahsyatan gelombang amuk tsunami. Karenanya, mengunjungi mesjid ini adalah sekaligus mengunjungi situs ziarah tsunami di Aceh.
Mesjid Baiturrahim merupakan mesjid peninggalan sultan Aceh abad ke-17. Awalnya bernama Mesjid Jamik Ulee Lheue. Pada tahun 1873 M ketika Mesjid Raya Baiturrahman dibakar Belanda, mesjid ini digunakan oleh para jamaah untuk melaksanakan shalat jumat. Sejak saat itu namanya menjadi Mesjid Baiturrahim. Sebagian dari arsitektur mesjid ini, terutama bangunan bagian depan, dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda yang memberikan sentuhan arsitektur bergaya Eropa.
Bagi teman-teman yang ingin berkunjung, Mesjid ini letaknya tepat di bundaran Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa sebelah kiri, arah menuju pelabuhan kapal feri. Demi merawat ingatan terhadap bencana tsunami yang maha dahsyat, di Mesjid Baiturrahim ini disediakan ruang khusus tempat memajang foto-foto peristiwa tsunami.
4. Kuil Palani Andawer
Kota ini bukan hanya menarik karena memiliki banyak bangunan mesjid megah nan bersejarah, tetapi juga karena menyediakan tempat ibadah yang layak untuk umat non muslim lainnya. Salah satu wujudnya adalah tegak dan terjaganya Kuil Palani Andawer di Desa Keudah, Kecamatan Kuta Radja.
Kuil yang bernama lengkap Maha Kumbha Abhisegam Palani Andawer ini berdiri sejak tahun 1934 M. Merupakan satu-satunya kuil Hindu di Aceh, tempat beribadah kurang lebih 600-an umat Hindu yang tersebar di Banda Aceh dan Aceh Besar. Saat tsunami menyapu Banda Aceh akhir Desember 2004, kuil ini turut hancur. Dibangun dan disucikan kembali pada April 2012 dengan kucuran dana dari Kemenag provinsi dan BRR, ditambah sumbangan dari kalangan umat Hindu sendiri.
Penjaga kuil (yang dalam istilah Hindu disebut Aire) ini bernama Radha Krisna. Keturunan Hindu Tamil yang lahir, tumbuh, dan menetap di Aceh. Radha Krisna sangat ramah. Dengan ringan ia akan menjelaskan apa saja hal yang ingin teman-teman ketahui seputar kuil dan umat Hindu. Radha Krisna dan keluarganya tinggal di ruko tepat di depan kuil sehingga tak sulit ditemui.
Kuil ini bukan hanya diperuntukkan bagi umat Hindu Tamil, tapi juga umat Hindu Bali dan Karo. Di dalam kuil terdapat 6 arca yang didatangkan langsung dari India. Pada sisi kanan dan kiri dinding terdapat arca relief kisah hidup Dewa Murugan. Ada juga arca Dewa Ganesha dan altar burung merak.
Karena memiliki bentuk yang khas, kuil ini sangat mudah ditemukan. Lokasinya di Desa Keudah tepat di pinggir jalan, arah menuju Desa Peulanggahan.

5. Mesjid Tgk Di Anjong

Berjalan lurus melewati Kuil Palani Andawer, dengan jarak cukup 10 menit berjalan kaki, kita akan sampai di mesjid bersejarah lainnya. Mesjid ini dikenal dengan nama Mesjid Tengku Di Anjong. Terletak di Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kuta Radja.
Atap mesjid ini bertingkat-tingkat tanpa kubah. Mengingatkan pada arsitektur khas jawa. Dibangun pada abad ke-18 oleh Sayyid Abu Bakar bin Husein Bafaqih, saudagar asal Arab yang merantau untuk berdagang tapi kemudian turut menyebarkan agama Islam di tanah Aceh. Gelar karamah Tengku Chik Di Anjong lantas diberikan untuknya, sekaligus diabadikan sebagai nama mesjid. Riwayat ini terukir di salah satu prasasti yang terdapat dalam pekarangan mesjid.
Jasad Tengku Chik Di Anjong juga dimakamkan di komplek mesjid ini, berdampingan dengan makam-makam keluarganya dan para ulama asal Arab terdahulu. Keberadaan makam ini menjadikan Mesjid Teungku Di Anjong bukan hanya sebagai situs wisata religi tetapi juga situs wisata sejarah. Bahkan ada literatur yang menyebut bahwa mesjid ini pernah digunakan oleh Teuku Umar, pahlawan Aceh, untuk “bersumpah” saat menyamar ikut bersama Tentara Belanda.
Selain makam dan prasasti yang memuat riwayat pendirian mesjid, di pekarangan mesjid juga terdapat tugu untuk mengenang peristiwa tsunami. Di sisi kanan mesjid, dibangun sebuah prasasti lain berbentuk makam yang mengabadikan nama-nama masyarakat Peulanggahan yang hilang dibawa tsunami.

6. Vihara Dharma Bhakti

Bangunan lain yang menjadi saksi nyata betapa komitmen melaksanakan syariat Islam di Banda Aceh bukanlah ancaman bagi masyarakat non muslim adalah keberadaan vihara (kelenteng), tempat ibadah etnis Tionghoa yang beragama Budha. Terdapat 4 vihara di Banda Aceh di seputaran Peunayong: Vihara Sakyamuni, Vihara Dewi Samudera, Vihara Maitri dan Vihara Dharma Bhakti. Keempat vihara tersebut memiliki aliran yang berbeda-beda tetapi tetap berada di bawah naungan Budhayana.
Vihara Dharma Bhakti merupakan kelenteng tertua dan terbesar di Banda Aceh. Berlokasi di Jalan Teuku Panglima Polem Nomor 70, Peunayong, yang merupakan pusat perdagangan dan dikenal sebagai Kampung Cina-nya Banda Aceh. Dharma Bhakti dibangun tahun 1936 M dengan nama Ta Pek Kong, salah satu dewa yang namanya juga tertulis di kuningan wadah dupa dalam vihara ini. Ketika itu bentuknya masih berupa rumah kayu beratap seng. Setelah tahun 1960 M, dibangun dengan bahan beton oleh mendiang China Ho Kian bernama Fung Chung Min.
Vihara ini terlihat menyolok diantara barisan pertokoan lainnya. Dikelilingi oleh pagar tembok berwarna putih dengan pintu merah pekat. Lampion merah khas etnis tionghoa bergantungan, tetap dapat dilihat meski pagar vihara tertutup. Replika dua naga yang dipisahkan oleh bola api terdapat di atap bagian depan vihara. Ada tujuh lampu penerangan di vihara ini. Lima di altar utama, satu di altar Dewa Tanah yang terdapat di sudut kiri ruangan dalam, dan satu lagi di altar luar.
Dalam Vihara ini terdapat sebelas dewa yang diletakkan dalam bingkai kaca. Salah satunya adalah patung Dewa Se Mien Fo yang memiliki wajah empat penjuru mata angin yang akan kita jumpai begitu memasuki gerbang vihara. Umat yang datang ke vihara ini akan berdoa sesuai keyakinan terhadap dewanya masing-masing.
Berkunjung ke Vihara ini kurang lengkap tanpa bertemu dengan Herman, ketua Vihara yang akan menuturkan sejarah vihara dan siap melayani pertanyaan apa pun tentang cikal-bakal pertautan etnis Tionghoa dengan Aceh. Vihara dibuka setiap hari, dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore. Tetapi jika ingin bertemu dengan Ketua Vihara, teman-teman sebaiknya datang sore hari. Jika Vihara telah ditutup, Herman dapat dijumpai di belakang Vihara.
7. Gereja Khatolik Paroki Hati Kudus
Selain penganut Islam, Hindu, dan Budha, di Banda Aceh juga terdapat umat kristiani. Demi menjamin kebebasan umat kristiani dalam menjalankan ibadahnya, di Banda Aceh terdapat 4 gereja: 1 gereja khatolik, 2 gereja protestan, dan 1 gereja methodist.
Gereja Khatolik Paroki Hati Kudus merupakan tempat pelaksanaan misa penganut kristen khatolik yang tergolong bangunan kuno di Banda Aceh. Dibangun dengan arsitektur bergaya neo klasik dengan luas mencapai 168 m2. Gereja ini kaya akan nilai sejarah dan dikepalai oleh Pastor Hermanus Saha. Saat saya berkunjung, Pastor sedang ke luar kota. Tapi jangan khawatir, informasi seputar gereja juga bisa kita dapatkan dari petugas sekretariat yang bertempat di bangunan belakang gereja. Di sebelah gedung sekretariat, terdapat sekolah taman kanak-kanak kristen.
Menurut keterangan petugas sekretariat, gereja ini memiliki ketinggian 12 meter. Selain bangunan utama, Paroki Hati Kudus juga memiliki menara dengan tinggi mencapai 12 meter. Konon, gereja ini disebut-disebut termasuk salah satu gereja terindah di Indonesia. Memiliki lantai keramik berbentuk mozaik warna-warni dan lonceng yang didatangkan khusus dari Belanda. Saat gempa dan tsunami menghantam Banda Aceh, gereja ini termasuk rumah ibadah yang tidak roboh. Hanya bagian depan gereja yang mengalami sedikit kerusakan.
Paroki Hati Kudus resmi dipakai sejak tahun 1926 M. Saat perayaan paskah 18 April lalu, di gereja ini wafatnya Yesus Kristus turut diperingati dengan pelaksanaan teatrikal Prosesi Jalan Salib (Via Dolorosa).
Gereja ini terletak di jalan Jendral Ahmad Yani 2, Banda Aceh, hanya 10 meter dari Sungai Krueng Aceh, di sebelah Markas Komando Daerah Militer Iskandar Muda. Di sisi kanan gereja terdapat patung gajah putih yang disebut-sebut sebagai kendaraan kebanggaan Sultan Iskandar Muda tempo dulu. Dari jalan seberang gereja, kita akan melihat menara Mesjid Raya Baiturrahman menjulang megah.
Nah, itulah ke-7 situs wisata religi menarik yang harus teman-teman kunjungi selama jalan-jalan di Kota Madani. Kiranya teman-teman pernah digalaukan oleh berita miring tentang betapa mengerikannya pelaksanaan syariat Islam di Banda Aceh, sampai teman-teman memilih untuk mencoret kota para raja ini dari list destinasi wisata, sebaiknya tunggu dulu! Banda Aceh tidak seseram itu. Berkunjung ke Banda Aceh, berbicara dengan warga kota dari bermacam etnis dan agama, teman-teman akan menemukan indahnya toleransi yang bukan basa-basi. Mari, buktikan sendiri Madani-nya kota ini melalui wisata religi. [Riza Rahmi]
* Tulisan ini memenangkan juara pertama lomba Banda Aceh Blog Competition 2014. Tulisan dimuat kembali sesuai sumbernya: www.rizarahmi.com

Masjid Raya Baiturrahman, Kebanggaan Aceh yang Melintas Sejarah

Masjid Raya Baiturrahman, Kebanggaan Aceh yang Melintas Sejarah

 

 

Jika ada sebuah tempat yang harus Anda kunjungi saat bertandang ke Banda Aceh, itu adalah Masjid Raya Baiturrahman. Inilah situs bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh dan bertahan hingga saat ini. Masjid ini telah melalui berbagai hal, mulai dari tragedi pembakaran oleh kolonial Belanda tahun 1873 hingga hantaman tsunami di akhir 2004.

Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun di era Kesultanan Aceh. Bagian atap masjid ini dibuat sesuai dengan ciri khas masjid-masjid di Indonesia pada masa itu, atap limas bersusun empat.

Terdapat dua versi sejarah mengenai riwayat pembangunan masjid ini. Sebagian sumber menyebutkan masjid ini didirikan pada 1292 M oleh Sultan Alauddin Johan Mahmudsyah. Sementara, sumber yang lain menyebutkan masjid ini didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada 1612 M.

Dalam perjalanannya, masjid ini pernah dibumihanguskan oleh Belanda saat serangan ke Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873. Runtuhnya bangunan masjid memicu meletusnya perlawanan masyarakat Aceh. Mereka berjuang mempertahankan masjid hingga darah penghabisan. Pada pertempuran tersebut, pihak Belanda kehilangan seorang panglima mereka, Major General Johan Harmen Rudolf Köhler pada 14 April 1873.

Bangunan masjid lalu dibangun ulang oleh pihak Belanda atas perintah Jenderal Van Der Heijden. Pembangunan ulang masjid ini merupakan bagian dari upaya meredakan resistensi rakyat Aceh terhadap pendudukan Belanda. Proses pembangunan ulang Majid Raya Baiturrahman berlangsung pada 1879-1881 M. Arsitektur bangunan yang baru dibuat oleh de Bruchi yang mengadaptasi gaya Moghul (India).

Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini kemudian mengalami beberapa kali perluasan. Yang pertama terjadi pada tahun 1936. Atas upaya Gubernur Jenderal A. PH. Van Aken, dilakukan pembangunan dua kubah di sisi kanan dan kiri masjid. Selanjutnya, pada tahun 1958-1965, bangunan masjid kembali diperluas. Pada perluasan kedua ini ditambahkan dua kubah dan dua menara di sisi barat (mihrab). Kelima kubah ini merupakan perlambang lima elemen dalam Pancasila.

Pada tahun 1992, dilakukan pembangunan dengan penambahan dua kubah dan lima menara. Selain itu, dilakukan perluasan halaman masjid sehingga total luas area masjid saat ini menjadi 16.070 meter persegi.

Saat gelombang tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir Banda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid ini termasuk bangunan yang selamat – meskipun terjadi kerusakan di beberapa bagian masjid.

Upaya renovasi pasca-tsunami menelan dana sebesar Rp20 miliar. Dana tersebut berasal dari bantuan dunia internasional, antara lain Saudi Charity Campaign. Proses renovasi selesai pada 15 Januari 2008. Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman menjadi pusat pengembangan aktivitas keislaman bagi masyarakat Banda Aceh.

Tempat Wisata Terindah di Aceh

 Tempat Wisata Terindah di Aceh

Aceh yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah.Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan. Di aceh sangat banyak daerah-daerah wisata yang harus anda kunjungi ketika anda datang ke aceh. nah ini adalah 10 urutan tempat wisata yang paling indah di aceh menurut Blogger Anak Aceh.

1. Panta Terong ( Aceh Tengah )

10 Tempat Wisata Terindah di Aceh
Pantan Terong adalah sebuah bukit yang terletak di puncak bukit dataran tinggi gayo. Di tempat ini kita bisa melihat ibu kota Aceh Tengah dan danau Laut Tawar secara keseluruhan, lapangan pacuan kuda di kecamatan Pegasing, bandara udara Rembele dari atas, dengan diapit serta dikelilingi punggung gunung bukit barisan yang elok. Pantan Terong terletak di kecamatan Bebesan, 7.5 km dari kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah









2. Mesjid Raya Baitulrahman ( Banda Aceh )
 Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini merupakan saksi bisu sejarah Aceh, terletak di pusat kota Banda Aceh dan merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama di Nusantara. Pada saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Parsi yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu agama.
Mesjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda (1873-1904). Pada saat terjadi Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada saat itu, Mayjen Khohler tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid Raya. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah monumen kecil di depan sebelah kiri Masjid Raya, tepatnya di bawah pohon ketapang. Enam tahun kemudian, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid Raya ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun 1879. Hingga saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan (1879-1993).

Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2 dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid. Mesjid ini dapat menampung hingga 9.000 jama‘ah. Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang tumbuh.
3. Air Terjun Blang Kolam ( Aceh Utara )
  
Air Terjun Blang Kolam Berlokasi di hutan yang teduh dan terdapat di Kabupaten Aceh Utara dengan ketinggian sekitar 75 Meter. Tempatnya yang sejuk dengan alam yang masih asri sekali. Bagi yang ingin merasakan dinginnya air terjun, bisa berendam disini atau sekedar bersantai diakhir pekan. Tempat ini sangat cocok sebagai rekreasi keluarga. dan Air Terjun Blang Kolam pun kembali menunjukan kegairahannya, bagaimanapun air terjun blang kolam pernah menjadi tempat favorit. Untuk mencapai lokasi Blang Kolam sebenarnya tidak sulit, cukup banyak jalur yang bisa ditempuh, bisa melalui Cunda Kota Lhokseumawe, Kandang Aceh Utara dan kawasan muara satu kota lhokseumawe, namun sayang kondisi jalan. menuju objek Wisata Blang Kolam sangat memprihatinkan. Selain hal itu, kondisi jalan yang terjal dan licin juga menjadi salah satu penghambat bagi pengunjung yang ingin menikmati objek wisata ini. Hal lain yang kurang dalam objek wisata ini adalah sarana pendukung seperti Mushalla, MCK, dan tali pembatas jalur. Sementara Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Sudah berjanji, akan melakukan renovasi objek wisata ini sejak 2009.

4. Gunung Selawah Agam ( Aceh Besar )

Gunung Seulawah Agam Kabupaten Aceh Besar. Seulawah Agam kaya akan berbagai Flora dan Fauna. Sebut saja Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatraensis), Kedih (Presbytis Thomasi), Burung Rangkong (Buceros Rhinocerous), dan Jamur (Fungi) berbagai species serta satwa-satwa lainnya. Menurut kabar, nantinya Seulawah Agam dan kembarannya Seulawah Inong akan dijadikan sebagai kawasan konservasi. Itu penting, mungkin saja mengingat perambahan kayu kian marak saja di sana.




5. Gunung Borni Telong ( Bener Meriah )

Gunung Burni Telong adalah gunung yang terletak di Kabupaten Bener Meriah dan telah mejadi ciri khas dari Kabupaten Tersebut. Gunung Burni Telong adalah gunung berapa Aktif dan pernah meletus pada Tanggal 7 Desember 1924 menyebabkan kerusakan hebat lingkungan sekitarnya termasuk lahan pertanian dan perkampungan. Burni Telong yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan gunung yang terbakar, berada di ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut. Gunung ini hanya berjarak lima kilometer dari Redeolong, ibu kota Kabupaten Bener Meriah dan Bandar Udara Rembele (RBL). Untuk mencapai gunung yang sering disebut Burni Cempege (gunung yang penuh belerang–red), ada beberapa jalur. Salah satunya, melalui Jalur Edelwais. Dinamakan Edelwais karena di sepanjang jalur itu ditumbuhi bunga Edelwais yang oleh masyarakat Gayo dipercayai sebagai bunga abadi. Jalur ini diawali dengan jalan aspal mulai dari simpang jalan utama Takengon-Bireun sampai ke lereng Burni Telong tepatnya di desa Bandar Lampahan Kecamatan Timang Gajah yang berjarak 3 km. Bila mau melakukan Pendakian sebaiknya berkonsultasi dulu dengan pemuda-pemuda setempat atau mengajak satu dua orang dari mereka turut serta, kecuali anda sudah mengenal betul medan dan jalur pendakian Gunung Burni Telong. Kondisi lapangan untuk mencapai ke ketinggian puncak memang agak terjal. Tapi, jalur dari Bandar Lampahan menuju lereng gunung merupakan pilihan favorit para pecinta alam atau pendaki gunung. Setelah melewati medan terjal, kita menemukan sebuah gua, yang sering digunakan pendaki sebagai tempat menginap bila ingin bermalam untuk beberapa hari. Di ketingian Burni Telong, hamparan pohon pinus memanjakan mata Anda Inilah satu-satunya gunung berapi aktif di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah




6. Kuala Merisi ( Aceh Jaya )

Pantai Kuala Merisi atraksi Pantai wisata alam yang sangat indah terutama ketika kita bersama-sama itu keluarga yang sangat baik, sambil menikmati deru pantai surfing dan mendengarkan legenda Bate Meurendam Dewi Ratu Putri yang terdapat di muara Kuala Merisi telah membuat orang tertarik dengan wisata ini objek. Lokasi ini juga didukung oleh kondisi alam untuk mandi di pantai dan fasilitas snack bar di sekitar lokas










7. Pantai Lampuuk ( Aceh Besar )
5 pantai terindah di Aceh
Pantai ini berada di Aceh Besar, tapi tidak terlalu jauh kalau dari Ibu kota Nanggroe Aceh Darussalam, Yaitu Banda Banda Aceh. Dari banda Aceh Hanya Sekitar Lebih Kurang 45 Menit perjalanan untuk bisa sampai ke pantai lampuuk ini. pada saat hari libur, pantai ini sangat ramai di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar kota, dan bahkan manca negara. keindahan dari pantai ini adalah pasirnya yang membentang luas dan air lautnya yang sangat jernih. selain itu di tempat ini terdapat permainan-permainan air seperti salah satu contohnya adalah banana bot.




8. Air Terjun Suhom, Lhoong ( Aceh Besar )


Air terjun Suhom ini berada di tengah panorama alam yang indah dan alami. Di sekitarnya terdapat banyak pohon durian, pada musim durian banyak yang berjualan durian di sekitar air terjun. di sekitar air terjun juga terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk berkemah (camping).

Air terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala. Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro kini telah dibangun di dekat air terjun dan dioperasikan untuk mengaliri listrik kepada penduduk Desa Kreung Kala. Dari Banda Aceh menuju ke lokasi air terjun, terhampar pemandangan pantai yang menakjubkan dengan keindahan yang luar biasa, deburan ombak dan pasir putih terlihat dekat di sepanjang jalan, dan tampak pula barisan pegunungan yang tinggi dan indah.





9. Iboih ( Sabang )

10 Tempat Wisata Terindah di Aceh

Siapa yang tidak kenal dengan nama sabang. semua warga negara indonesia mengetahuinya. soalnya, ada lagu nasional yang menyebutkan nama sabang, yaitu lagu dari sabang sampai maroke. betul kan..iboih tempat wisata yang keren dan cantik. di iboih terkenal dengan divingnya. itu dikarenakan laut di iboih sangat cantik, dimana banyak dive site yang keren dan menarik untuk dilihat, salah satu contohnya di daerah batu tokong, pulau rubiah, sea garden, dan lain-lainya. di tempat-tempat tersebut memiliki keunikan tersendiri, mau tahu apa itu, silahkan lihat sendiri deh. di jamin anda bakal puas kalau melihatnya. nah, kalau main-main ke sabang, jangan lupa main ke iboih. 


10. Danau Laut Tawar ( Aceh Tengah )

 Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggröe Aceh Darussalam. Suku Gayo menyebutnya dengan Danau Lut Tawar. Luasnya kira-kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter). Ada 25 aliran krueng yang bermuara ke Danau Laut Tawar dengan total debit air kira-kira 10.043 liter per detik. Rerata kedalaman danau: 35 meter dari pinggir danau: 8,9 meter. 100 meter dari pinggir danau: 19,27 meter. 620 meter dari pinggir danau: 51,13 meter. Rerata suhu air danau diukur berdasarkan kedalaman: 1 meter: 21,55 °C 5 meter: 21,37 °C 10 meter: 21,15 °C 20 meter: 20,70 °C 50 meter: 19,35 °C Kecerahan tertinggi 2,92 meter (di tengah danau), sedangkan yang terendah 1,29 meter (Kp. Kuala II). Semakin tinggi kecerahan, maka semakin jernih air. 


Itu dia 10 Tempat wisata aceh yang memiliki pemandangan yang sangat indah.Semoga bermanfaat buat para pembaca. salam blogger anak aceh

WISATA DI ACEH BARAT YANG MEMPESONA

  WISATA DI ACEH BARAT YANG MEMPESONA
Tempat Wisata - Banyak terdapat objek wisata di Aceh bagian Barat ini. Meulaboh adalah Ibu Kotanya. Menurut HM. Zainuddin yakni seorang sejarawan dalam bukunya mengatakan bahwa kata “Meulaboh” merupakan pemberian dari orang-orang Minang, menurutnya orang Minang pernah berlabuh di Teluk Pasi Karam, mereka bersepakat untuk berlabuh dengan mengatakan “disikolah kito berlaboh”. Karena itulah dari versi tersebut, sejak kedatangan orang Minang Negeri pasi Karam kemudian dikenal dengan nama Meulaboh, yakni dihubungkan dengan kisah berlabuhnya pendatang dari minangkabau tersebut. Salah satu daerah terparah akibat bencana alam yang terjadi pada 26 Desember tahun 2004 silam tak lain merupakan daerah Meulaboh yaitu terkena Gempa dan Tsunami Samudra Hindia. Beberapa Objek wisata yang akan kita kenal di Kabupaten Aceh Barat antara lain:

Pantai Suak Ribee
Di Pesisir Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat terdapat tempat rekreasi pantai yang sangat indah, pantai tersebut adalah Pantai Suak Ribee. Pantai ini biasanya ramai dikunjungi  pada saat disore hari dan juga pada saat hari libur atau akhir pekan, mulai dari berbagai kalangan baik orang dewasa, anak remaja, maupun anak remaja. Pantai ini lebih indah dan menarik sebelum terjadinya bencana tsunami. Ada terdapat disepanjang pinggiran pantai pohon cemara dan kelapa yang tumbuh disana. Fasilitas tempat peristirahatan juga tersedian di Pantai seperti café-café yang berjejer disepanjang jalan. Ketika sore harilah pemandangan yang membuat anda takjub yaitu ketika matahri tenggelamdi saat senja dan merasakan sejuknya angina yang sepoi-sepoi.
Pantai Suak Ribee
Pantai Lhok Bubon
 

Pantai ini terletak di Desa Bubon, Kabupaten Aceh Barat. Untuk menuju ke Pantai Bubon ini jarak tempunya sekitar 8 kilometer dari Kota Meulaboh. Tempat ini merupakan tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Selain sebagai tujuan pariwisata, pantai ini menjadi lahan perekonomian masyarakat di sekitar, karena Pantai Lhok Bubon dikenal sebagai daerah penghasil makanan laut. Banyak pengunjung yang datang ke pantai ini selain menikmati indahnya alam pantai juga untuk menikmati segarnya makanan laut disana. 
Pantai Lhok Bubon
Pantai Batee Puteh
Adalagi pantai yang lain di kabupaten Aceh Barat yaitu Pantai Betee Puteh. Pantai ini dapat ditempuh dari Kota Meulaboh dengan panjang perjalanan 3 kilometer. Pantai Batee Puteh ini juga sering ramai dikunjungi oleh warga terutama ketika saat liburan untuk berenang ataupun menikmati indahnya pemandangan yang memiliki pasir yang putih dan air yang bersih. Objek wisata ini sangat cocok bagi keluarga. 
Pantai Batee Puteh
Pantai Pusong Sangkalan
 Pantai Pusong ini merupakan pantai yang letaknya langsung berhadapan dengan Laut Samudera Hindia. Karena dengan jarak bibir pantai 1 kilometer dengan Samudera Hindia terdapat Pulau Gosong, sehingga pantai tersebut dikenal dengan nama Pantai Pusong. Sedangkan Sangkalan merupakan nama wilayah pemukiman pantai itu berada. Pantai ini juga dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Pantai Bali. Meski nama tersebut tidak resmi tapi menurut mereka Pantai Pusong ini tidak kalah indahnya dengan Pantai di Bali. 
Pantai Pusong Sangkalan
Dari kota Meulaboh dapat ditempuh sekitar 3 kilometer. Pamandangan dipantai ini begitu asri dan bersih serta memiliki pasir yang bersih tapi agak kasar. Pantai ini juga memiliki gelombang ombak yang besar sehingga tempat ini sangat asyik dan menantang untuk peselancar. Hamparan laut yang biru membuat pengunjung yang datang betah untuk berlama-lama disana memandang indahnya lautan luas. Apalagi ketika disenja hari anda dapat menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam di Pantai Putama di Pusong.
Banyak wisatawan dari mancanegara yang datang berkunjung untuk bermain selancar serta berjemur ria dengan memakai bikini yang tidak sesuai dengan kebudayaan di Indonesia terutama di Aceh yang menjunjung tinggi ajaran Islam. Sehingga masyarakat disana tidak menginginkan Pantai Pusong Sangkalan dijadikan sebagai tempat wisata seperti di Pantai Bali yang sangat bebas dan merusak tatanan budaya setempat.

Pantai Lanaga
Pantai ini terletak di Desa Peunaga, Kabupaten Aceh Barat. Jika anda dari pusat Kota Meulaboh butuh jarak tempuh sekitar 5 kilometer untuk sampai ke pantai ini. Keindahan akan panoramanya membuat kawasan ini sering dikunjungi wisatawan. Ada acara perlombaan perahu dengan didesain unik dan menarik yang sering diadakan di pantai ini. Sedangkan ada aktivitas olahraga yang disediakan seperti Jet Sky dan lain sebagainya.
 
Pantai Lanaga

Pantai Cemara Indah
Pantai Cemara Indah merupakan pantai yang banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon cemara. Tempat wisata ini adalah salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi warga Aceh di bagian Aceh Barat. Apalagi ketika musim libur dan akhir pekan, pantai ini juga banyak didatangi dari masyarakat luar. Tempat wisata yang satu ini sangat cocok bagi rekreasi keluarga, karena ada terdapat Taman Rekreasinya. Pantai Cemara Indah ini masih terus dikembangkan dan sedang dalam tahap pembangunan. Fasilitas-fasilitas seperti pelayanan sarana air bersih, listrik dan telepon sudah ada disini, bangku taman, warung makan, tempat permainan anak-anak, lapangan olahraga dan musholla juga telah tersedia.
Pantai Cemara Indah
Masjid Agung Meulaboh
Masjid Agung Meulaboh ini terletak di Pusat Kota Meulaboh yakni di Jalan Imam Bonjol, Kabupaten Aceh Barat. Masjid ini mudah dijangkau karena letaknya berada di Pusat Kota, baik dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun dengan kendaraan umum. Masjid ini merupakan Masjid Kebanggaan di Kabupaten Aceh Barat yang dibangun dengan arsitektur yang indah, dengan kubahnya berwarna dominan terang. Wisatawan lokal maupun asing banyak berkunjung ke masjid ini untuk beribadah ataupun hanya menikmati keindahan arsitektur masjid ini.
Masjid Agung Meulaboh
Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar 
Salah satu objek wisata sejarah yang bisa anda kunjungi di Kabupaten Aceh Barat ini yakni Makam Pahlawan Nasional. Makam ini terletak di Desa Meugo Rayeuk, Kabupaten Aceh Barat. Untuk mencapai ke tempat wisata ini dari Pusat Kota Meulaboh butuh jarak tempujk sekitar 35 kilometer. Bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.  Di kawasan Makan Teuku Umar juga terdapat kawasan Hutan Lindung. Ada terdapat pohon besar yang dapat mengeluarkan air tiada hentinya dan bisa diminum oleh siapa saja. Banyak wisatawan lokal ataupun mancanegara yang datang untuk melihat tempat wisata sejarah ini. Kawasan Makam Teuku Umar sangat aman, nyaman dan sejuk dengan udara yang segar dan masih sangat alami.
Makam Teuku Umar

5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh Barat ( Melaboh )

Sungguh ini panorama pemandangan di daerah lhoksemawe. ini dia 5 tempat wisata terindah di Aceh barat versi blogger anak aceh.

1. Pantai Lhok Bubon
5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh

Objek Wisata Pantai Lhok Bubon berada di Kabupaten Aceh Barat yang berlokasi di desa Bubon,Provinsi Aceh. Jarak tempuh ke Pantai Lhok Bubon sekitar 8 km dari kota Meulaboh. Pantai Lhok Bubon ini terkenal sebagai daerah penghasil makanan laut, dan selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitarnya yang datang untuk menikmati segarnya makanan laut sekaligus menikmati alam pantainya. Selain merupakan tempat tujuan pariwisata, tempat ini menjadi lahan penambahan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya,



2. Pantai Suak Ribee
5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh

Pantai Suak Ribee merupakan salah satu tempat rekreasi yang terdapat dipesisir kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat .Pantai Suak Ribee banyak di kunjungi oleh berbagai unsur masyarakat baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Pantai suak ribee biasanya ramai pada sore hari maupun pada hari –hari libur. Sebelum bencana tsunami Pantai suak ribee adalah tempat rekreasi yang sangat indah dan menarik.Disepanjang jalan di pinggiran pantai berbaris pohon kelapa dan pohon cemara.disana juga banyak terdapat tempat-tempat untuk peristerahatan seperti café-café yang berjejer di sepanjang jalan. Pemandangan di sore hari sangatlah indah selain menikmati semilir angin yang sepoi-sepoi kita juga dapat melihat pemandangan matahari tenggelam pada matahari senja.

3. Mesjid Agung Kota melaboh
5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh

Masjid Agung Meulaboh Arsitektur bangunan Masjid Agung Meulaboh sangat indah dengan kubahnya yang berwarna dominan terang menjadikan masjid ini sangat indah dipandang mata.
Masjid Agung ini merupakan masjid kebanggaan dari Kabupaten Aceh Barat, tepatnya Jl.Imam Bonjol, Kota Meulaboh.
Karena letaknya dipusat kota Meulaboh, dengan mudah dapat dijangkau dengan kendaraan umum ataupun kendaraan roda dua.
Banyak wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke mesjid indah ini datang untuk beribadah maupun hanya untuk menikmati keindahan arsitektur mesjid ini.

4. Pantai Cemara
5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh

Pantai Cemara Indah Selain pasir pantainya putih yang indah, disini juga tersedia Taman Rekreasi, yang merupakan salah satu objek wisata rekreasi keluarga. Pantai Cemara Indah ramai di kunjungi tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya saja, tetapi juga dari luar daerah, terutama di hari-hari libur dan akhir pekan. Lokasi wisata ini sedang dalam tahap pembangunan yang nantinya akan menjadi objek wisata yang terus berkembang. Fasilitas yang tersedia saat ini adalah warung makan, balai tempat berteduh, bangku taman, tempat permainan anak, lapangan olah raga dan musholla. Di samping itu pelayanan sarana air bersih, listrik,dan telepon juga tersedia di lokasi wisata ini.

5. Pantai batee Puteh
5 Tempat Wisata Terindah Di Aceh

Objek Wisata Pantai Batee Puteh yang indah ini terletak di kabupaten Aceh Barat. Lokasi Pantai Batee Puteh kira-kira 3 km dari kota Meulaboh. Pantai Batee Puteh ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat pada saat liburan untuk berenang atau hanya sekedar menikmati keindahan pemandangannya. Merupakan tempat liburan yang cocok bagi keluarga, selain itu pantainya yang putih dan bersih menambah daya tarik kawasan wisata ini.

Benteng Anoi Itam dengan Pemandangan Indahnya

Benteng Anoi Itam dengan Pemandangan Indahnya

Benteng Jepang ini terletak dibagian timur Sabang letaknya berdampingan dengan pantai Anoi Itam. Benteng ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit yang dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Sabang. Dahulu, benteng ini sempat menjadi tempat penyimpanan senjata bagi armada Jepang. Dilihat dari posisinya benteng ini dibangun dan difungsikan sebagai benteng pertahanan, karena posisinya yang tertimbun dalam tanah dan yang tampak hanya bagian atas/atap berbentuk tapal kuda.

Memasuki lokasi Benteng Jepang Anoi Itam, kita akan disuguhkan pemandangan bukit dengan anak tangga dan pepohonan yang rindang, pantai yang indah dan sebuah benteng kecil yang berada dibawah kaki bukit membuat kita tidak mau membuang waktu dan ingin segera melangkahkan kaki melintasi anak tangga dan siap untuk mendaki.

Menyusuri jalan setapak memberikan kesan khusus dan terasa bagaimana tempat tersebut dahulu kala adalah tempat persembunyian. Didinding bukit yang menyusuri lorong-lorong juga terdapat benteng-benteng kecil berukuran 1,5 x 1,5 meter yang tertanam dalam tanah.

Pada penghujung lorong tepatnya diatas bukit kita akan melihat sebuah benteng dengan pemandangan kearah lautan Selat Malaka yang terbentang luas, tepat didepan pintu masuk benteng terdapat sebuah meriam besi yang melintang dengan panjang kurang lebih 3 meter yang merupakan bekas peninggalan sejarah yang masih asli.

Walau benteng Jepang tersebut dipenuhi dengan sejarah kelam dimasa lalu, namun ada hal yang akan membuat siapa saja tertegun dan terpesona dengan pemandangan indahnya, pemandangan alam dengan beberapa pepohonan yang kokoh berdiri di tebing, karena cadas berbaris mengelilingi pinggiran tebing terasa lepaslah seluruh rasa lelah dengan seketika.

Dari atas benteng, terhampas pemandangan laut lepas seolah tak terbatas membentang, boat dan perahu-perahu nelayan dan terkadang kapal niaga yang berukuran raksasa melintas lautan Selat Malaka. Tidak ketinggalan para pemancing dan para muda-mudi asik menikmati pesona hamparan laut lepas. Tidak hanya itu, apabila memandang kesisi kiri dari benteng terlihat jelas indahnya garis pesisir pantai dan bentangan pepohonan nyiur yang tersusun rapi, lebih kesisi belakang benteng tepatnya dekat pemandian batu gajah terdapat tempat santai yang menyuguhkan makanan rujak yang sudah menjadi ciri khas di lokasi wisata Benteng Anoi Itam.